Kamis, 27 Maret 2014

BATANG TALAS : KANDUNGAN NUTRISI, TIPS MENGOLAH, DAN RESEPNYA




                 Talas memang  umbi-umbian yang tak asing bagi masyarakat kita. Terutama orang-orang desa seperti saya. Sebagai sumber penghasil karbohidrat non beras talas mempunya kandungan serat yang tinggi. Sehingga baik bila dikonsumsi oleh orang-orang yang sedang berdiet, karena bisa membantu me-manage berat badan dan melancarkan buang air besar.

                Selain umbinya, daun dan batang talas juga kerap dimanfaatkan manusia. Daunnya selain dijadikan pembungkus makanan (sering disebut buntil) juga bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak dan obat. Sementara batang mudanya dijadikan sayur. 

                Tapi jangan keliru memasak keladi ya? Meski tergolong dalam suku talas-talasan tetapi keladi dan talas itu berbeda lho.  Nah, berikut ini   perbedaan keladi dengan talas :




Keladi
Talas
-       Masuk dalam genus Caladium

Contoh : Caladium Bicolor

www.easybloom.com

-       Keladi sejati jarang membentuk umbi yang besar
-       Tingginya tidak lebih dari 1 m
-       Digunakan sebagai tanaman hias
-       Tidak boleh dikonsumsi, karena semua bagiannya beracun
-      Masuk dalam genus Colocasia
Contoh : Talas bogor (Colocasia giganteum Hook), taro (Colocasia Esculenta)



 http://aguskrisnoblog.wordpress.com

 -      Menghasilkan umbi yang cukup besar

-      Tinggi bisa melebihi 1 m
-      Dimanfaatkan sebagai bahan pangan
-      Hampir 90% bagiannya bisa dimakan

Jumat, 14 Maret 2014

PAKIS, MANFAAT DAN RESEPNYA





Pakis mungkin tak terlalu dikenal sebagai bahan masakan. Tetapi di daerah kami  Banyuwangi,  pakis dikenal sebagai salah satu sayuran yang enak dimakan. Rasanya tak kalah yummy dibandingkan sayuran lain yang lebih umum di pasaran, seperti sawi, daun ketela, selada air, kangkung atau bahkan kacang panjang. Biasanya masyarakat Banyuwangi mengolahnya sebagai tumisan, dimasak dengan santan, atau dijadikan sayur pelengkap pecel atau rujak. 

Berbeda dengan sayuran lain, pakis jarang sekali dibudidayakan. Tumbuhan ini dibiarkan tumbuh liar di hutan atau perkebunan. Karena tak mengenal musim, panen pakis bisa dilakukan kapanpun. 

Secara umum yang dikonsumsi adalah daun dan batang yang masih muda. Cirinya menggulung di bagian ujungnya dan batang mudah dipatahkan. Tapi tak sembarang pakis lho bisa dikonsumsi. Hanya jenis pakis tertentu seperti Diplazium esculentum  atau Pleocnemia irregularis  saja yang bisa kita olah sebagai sayuran.